Skip to main content

Posts

Nostalgia: Pengingat Substansial atau Remeh-temeh Pengadu Rasa?

Beberapa waktu lalu saya baru saja menengok kembali album usang yang sudah lama diabaikan. Pada lembar pertama ada jepretan ulang tahun saya dan kakak yang kebetulan jatuh pada hari yang sama, saat saya berumur 7 dan kakak berumur 10 tahun. Foto lain memperlihatkan saya ketika mengambil kue ulang tahun, dan di sebelahnya adik saya sedang menangis karena suatu hal yang saya sendiri sudah lupa apa.  Setiap lembaran albumnya mengingatkan pada momen-momen yang sudah berlalu, pada tahun-tahun yang tidak akan kembali, pada kesempatan yang berani untuk diambil, dan pada kesempatan lain yang ditinggalkan entah karena takut atau justru bentuk lain dari keberanian itu sendiri. Ah, apa pentingnya sih mengingat masa lalu? Toh kami — saya kecil dan saya sekarang — sudah berjarak, dua orang yang tidak pernah bertemu dan tidak saling kenal. Menjadi dewasa mengingatkan saya bahwa tidak semua yang saya pelajari dan percaya ketika kecil benar adanya. Perjalanan dari tahun ke tahun membukakan setiap lapi

Menjadi Ragu: Obat Pengantar Frustrasi atau Landasan Opini?

Beberapa tahun belakangan banyak mengalami keresahan-keresahan yang sifatnya tidak pasti dan abstrak, tepatnya ketika dihadapkan dengan kenyataan pascalulus kuliah. Pertanyaan yang datang silih berganti tidak lepas dari benar atau salahnya setiap keputusan yang diambil, keyakinan yang ditetapkan, dan tujuan hidup. Dulu ketika SMA saya berharap bahwa kuliah akan mendatangkan passion yang saya nanti-nantikan, dengan dibukanya akses pembelajaran yang lebih luas dari apa yang didapatkan sewaktu SMA. Lalu ketika kuliah saya berharap hal yang sama, bahwa dunia kerja akan memberikan praktikalitas untuk menggiring hal tersebut. Memang, ini lebih terkesan seperti kabur dari tujuan hidup dibandingkan mengejarnya ya, hahaha. Rasa-rasanya sering sekali saya melangkah untuk terhempas kembali ke titik nol. Terobsesi dengan definisi  passion  sebagai sesuatu yang mutlak dan tidak tergoyahkan. Ketidakpastian membawa keraguan yang berevolusi menjadi keraguan yang lain, hingga akhirnya membuahkan frustr

Hal-hal yang Dipatahkan dan Dipaksakan

Penghormatan merajalela Mematahkan logika Lancarkan pretensi   Toleransi dikesampingkan Perlihatkan kuasa Mencabut akalnya   Ekspektasi menyelimuti Menormalkan segala Menjadi keji   Persepsinya menggerogoti Bersemayam prasangka Butakan sadarnya   Bersemayan hati nurani Tak terlihat rupanya Terbenamlah belas kasihnya Tergantikan ambisi

On Being Uninspired: The New Minimalism, Inner Fear and Reconciliation

Floods causing thousands to flee their homes in South Kalimantan, an intense earthquake destroying houses and killing people in West Sulawesi, signs of intensified volcanic activity were seen on Semeru, and the COVID-19 pandemic is surging — not ending.   I didn't have road maps for navigating my reactions to the news. I was unable to keep up, m y brain over-expanded and  ran out of space. When you are exposed to too much at once you'd rather absorb less. Y ou become desensitized. Like a leak that overflows rapidly from a bucket full of water. My instinct told me to shut myself down from external chaos; I might have read the news but they just went through me without leaving a trace. A coping mechanism so they wouldn’t have an impact on me — so my head wouldn't explode into chunks.  It was so chaotic that I didn’t know what to believe or where to start. For a person who tends to get excited easily, it was surprising that nothing could grab my attention. Nothing of gre

Why Being Knowledgeable is Insufficient: RUU PKS, Victim Blaming and Misinformation

I thought that being well-informed was enough. I couldn't be more wrong.  2020 has bombarded all of us with constant repetition of similar tensions and awful news without mercy, a few of those happened this week and I felt the necessity to put my response in writing. My heart ached after the House of Representatives decided to withdraw the plan to further discuss the vital sexual bill (RUU PKS) this year, saying that it is "difficult". I attempted to decipher the reasoning behind such decision, so I drowned myself in a sea of debates on the issue. What I found from the opposing standpoint was the lack of coherence in the arguments that they seem to have been oversimplified. Each rebuttal has been either based on prejudice, misinformation, or lack of knowledge — political motives might have played along but I will not have a preconceived idea about this matter. Some political parties have argued that the bill supports the affirmation of the acts of adultery and non

Physical Distancing, Kesehatan Mental, dan Ketakutan untuk Dilupakan

Sebagian orang mungkin merasa bahwa physical distancing selama beberapa bulan ini membawa dampak positif dalam beberapa aspek kehidupan, mulai dari kepekaan diri untuk melihat dan memilah tentang apa yang penting, pengembangan potensi pribadi, sampai penemuan identitas diri. Upaya physical distancing dilakukan secara kolektif, memunculkan naluri untuk saling mendukung dan menguatkan satu sama lain. Salah satunya adalah perbaikan komunikasi dengan orang-orang terdekat. Bekerja dari rumah memungkinkan kita untuk berbincang lebih banyak dengan keluarga sembari makan malam, tanpa harus kesepian menerjang kemacetan Ibu Kota. Komunikasi dengan keluarga dan kerabat yang jauh pun terasa dekat dengan berbagai teknologi yang tersedia. Tidak sedikit orang yang lebih produktif dibandingkan sebelumnya, ketika dihalangi oleh kesibukan dari yang memang perlu hingga yang semu. Saya merasa bersyukur menjadi bagian dari yang merasakan dampak positif tersebut. Saya masih bisa berkumpul dengan keluarg

On Art and Artist Separation: Can We Despise the Artist but Admire the Art?

There was a phase in my life where I could listen to The Smiths endlessly. Their songs made me feel all sorts of inexplicably profound and deep feelings, and they still do. From the comically sweet but tragic "There's a Light That Never Goes Out", the desperate yet hopeful "Please, Please, Please, Let Me Get What I Want", to the darkly soothing "sing me to sleep, don't try to wake me" lyrics of "Asleep". Just like our erratic emotions, their songs are rife with inner-turmoil and never sharply defined. Then I heard the news of Morrissey's controversial views on race and religion, apparently for the umpteenth time, and it broke my heart. He called Chinese a subspecies and he quoted "halal slaughter requires certification that can only be given by supporters of ISIS". A little bit closer to the life as I know it, I have such a respect-loathe relationship with Ahmad Dhani. (You guys with me?!) The man behind such admirable